Selamat Datang di

Artikel Inspirasi

Sumber informasi Anda Seputar gaya hidup
dan dunia perlindungan

img-vector
Ketahui Perbedaan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria

Ketahui Perbedaan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria
25 Juni 2020

Demam berdarah dengue (DBD) dan malaria sama-sama merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Gejala kedua penyakit ini juga relatif sama yaitu ditandai dengan demam. Walaupun banyak persamaan, keduanya merupakan penyakit yang berbeda. Berikut perbedaannya.

Perbedaan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria

1. Jenis nyamuk

DBD disebabkan virus dengue yang masuk lewat gigitan Aedes Aegypti. Awalnya virus tidak membahayakan karena masih bisa dihambat sistem imun tubuh. Namun, virus ini mampu menggandakan diri sehingga sistem kekebalan tubuh berhasil dikalahkan. Virus pun kemudian menyebar ke seluruh jaringan tubuh.
Sementara malaria disebakan oleh parasit yang dibawa nyamuk Anopheles. Parasit ini masuk ke dalam peredaran darah, kemudian menuju ke dalam sel-sel hati, terakhir menyerang sistem tubuh.

Sumber: liputan6.com
 

2. Gejala

Baik DBD maupun malaria memiliki gejala yang serupa, yaitu demam. Namun, demam yang terjadi berbeda. Pada DBD, demam berlangsung lebih lama sekitar 2-7 hari dengan suhu mencapai 39,5-41,4 derajat Celcius. Demam disertai juga dengan gejala lain seperti nyeri otot dan persendian, ruam kulit, mimisan, hingga gusi berdarah. Sedangkan pada malaria, demam umumnya berlangsung dalam waktu yang lebih pendek sekitar 3-4 hari. Gejalanya lainnya meliputi menggigil, anemia, nyeri sendi, muntah, dan berkeringat.

Sumber: halodoc.com
 

3. Masa inkubasi

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), DBD memiliki masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan nyamuk. Sedangkan dilansir dari Stanford Health Care, malaria memiliki masa inkubasi 7-30 hari sampai gejalanya muncul.

Sumber: halodoc.com
 
Dikutip dari cnnindonesia.com, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 16.099 kasus DBD sepanjang Januari hingga Maret 2020. Belasan ribu kasus itu mengakibatkan 100 jiwa di antaranya meninggal dunia. Penting bagi kita yang tinggal di daerah tropis untuk mengurangi risiko terjangkit DBD maupun malaria dengan lebih menjaga kebersihan dan menyiapkan asuransi jiwa untuk tetap melindungi orang-orang yang kita cintai.