Selamat Datang di

Artikel Inspirasi

Sumber informasi Anda Seputar gaya hidup
dan dunia perlindungan

img-vector
Kenali Gangguan Tidur SLEEP APNEA

Cegah Komplikasi Serius Dengan Mengenal Gejala dan Pengobatan Sejak Dini
24 Februari 2015

Berbagai penyakit kritis seperti Kanker, Jantung koroner, Hepatitis dan penyakit kritis lainnya, perlu dikenali gejala dan pengobatannya sejak dini untuk mengurangi faktor risiko

Some of the following health problems still cause many serious complications, even death. Various critical diseases such as Cancer, Coronary Heart, Hepatitis and other critical diseases, need to be recognized symptoms and treatment early to reduce risk factors

CORONARY HEART
Although quite many types, but the most common heart disorders found is coronary artery disease. This is a condition of clogged blood vessels that supply blood to the heart due to the accumulation of plaque (fat, cholesterol, calcium, and other deposits).

The plaque can harden so that the coronary arteries narrow, or leak, resulting in blood clotting on the surface of the plaque. It keeps the blood flow to the heart blocked.

Usually symptoms appear in the form of pain in the chest area or heart attack. There are several risk factors that make a person likely to suffer from coronary heart disease. Age, gender, and family health history are uncontrolled risk factors. While high cholesterol, hypertension, obesity, lack of exercise, smoking, and diabetes are risk factors related to lifestyle so it can be controlled.

Heart disease treatment technology can help reduce the rate of death from coronary heart disease. Hopefully, lifestyle changes and medications make the heart condition improve. If surgery is required, since the 1970s, cardiologists have developed methods of balloon angioplasty, metal stents, metal eluting drug stents to bypass.

CANCER
Cancer begins when DNA damage occurs, so cells in one part of the body grow out of control. Normal body cells then grow to replace dead cells. While cancer cells continue to grow and form abnormal cells even grow in other body tissues and damage them.

Why is DNA broken? Most damage occurs because there is a 'mistake' when the cell reproduces or because the cell is exposed to something from the environment, such as cigarette smoke. But actually it is still difficult to mention with certainty the cause of the onset of cancer in a person.

Worldwide, cancer is among the diseases that cause the most deaths. According to the WHO, in 2008, there were 7.6 million people worldwide who died from cancer and 70% of cancer deaths occurred in countries with low-to-middle incomes.

That's why prevention, early detection and proper (and inexpensive) treatment are essential. Because, about 30% of deaths from cancer can actually be prevented because it is related to lifestyle and diet, namely obesity, lack of fruit and vegetable intake, lack of movement and exercise, smoking, and alcohol consumption.

"Pentingnya deteksi dini adalah peluang sembuh dapat diperbesar jika kanker terdeteksi di tahap dini dan segera diobati."

Diagnosis dini: gejala awal dikenali, didiagnosis dan diobati.

Screening: tes kesehatan sebelum ada gejala untuk menemukan ketidaknormalan sel yang menjurus kanker. Jika ditemukan sel pra-kanker, akan dilanjutkan dengan pengobatan agar tidak menjadi kanker. Contoh screening: Pap Smear dan mamografi. 

Fakta Kanker
Ada lebih dari 100 jenis kanker, tiap bagian tubuh dapat terserang kanker. Di dunia, kanker paru-paru adalah jenis yang paling banyak menyebabkan kematian pria dan kanker payudara penyebab utama pada wanita. Konsumsi tembakau terkait dengan 22% kematian akibat kanker di seluruh dunia. Seperlima jenis kanker di seluruh dunia disebabkan oleh infeksi kronis, misalnya: infeksi HPV penyebab kanker serviks dan infeksi virus hepatitis B penyebab kanker hati.

Penderita kanker payudara disurvei yang memiliki kemarahan terpendam dan tidak bisa disalurkan. hal ini memunculkan hormon kortisol setiap kali wanita merepresi emosi negatifnya tersebut. Vitamin C dan manajemen emosi yang baik akan membantu wanita mencegah risiko kanker dan mempercepat proses regenerasi sel dengan baik, demikian keterangan tim peneliti di Stanford University, California. 

HEPATITIS 
Prof. dr. Laurentius A. Lesmana, PhD, SpPD-KGEH, FACP, FACG, pembina Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, mengemukakan, saat ini Indonesia menempati urutan ketiga jumlah penderita hepatitis B terbanyak di dunia setelah Cina dan India. Penderita Hepatitis B dan C di Indonesia diperkirakan 25 juta orang, 50% berkembang menjadi penyakit kronis, dan 10% menjadi kanker hati.

Hepatitis adalah peradangan pada liver akibat infeksi virus. Hepatitis B dan C disebabkan oleh virus yang berbeda, namun keduanya dapat berkembang menjadi kanker hati. Virus hepatitis B menyebar melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya; dan masuk ke tubuh orang yang belum terinfeksi. Hepatitis C biasanya menyebar ketika darah dari orang terinfeksi virus memasuki tubuh seseorang yang belum terinfeksi. Bisa juga ditularkan lewat hubungan seksual. Kebanyakan, pengidap Hepatitis B tidak mengalami gejala apa pun. Setelah masa inkubasi, barulah gejala dapat timbul berupa menguningnya kulit dan mata, urin gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan nyeri perut.

Sekitar 80% penderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala apapun setelah infeksi awal, namun dapat pula menunjukkan gejala mirip Hepatitis B. Penderita Hepatitis B dan C yang tak menunjukkan gejala tetap dapat menularkan virus pada orang lain.

Profesor Laurentius menyayangkan, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum diimunisasi hepatitis. Padahal, dengan imunisasi, angka kejadian penyakit dapat menurun secara signifikan. Karena tidak menunjukkan gejala, seringkali orang berobat sudah dalam tahapan lanjut.

Menurut Dr. dr. Rino Alvani Gani, SpPD, KGEH, FINASIM, deteksi dini hepatitis memainkan peran penting untuk melihat tingkat kerusakan hati dan jumlah virus agar penderita mendapatkan pengobatan yang tepat.

Mereka yang sebaiknya menjalani deteksi dini adalah para pekerja kesehatan, keluarga pasien hepatitis, mereka yang punya riwayat narkoba, transfusi darah, tato, tindik, serta wanita hamil. Namun demikian, tidak semua penderita memerlukan terapi. Sebagian cukup menjalani monitoring 6 bulan sekali. 

DIABETES MELLITUS 
Merupakan gangguan kesehatan yang mengakibatkan sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap rangsangan insulin untuk bereaksi memproses gula darah. Karena tak bisa masuk ke dalam sel untuk diproses menjadi energi, glukosa pun menumpuk dalam darah.

axa-inspirasi-tangkis-sebelum-berulah-body-copy-1

Diabetes tipe 1 biasanya terjadi karena masalah autoimun. Sedang diabetes tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup tak sehat. Apapun tipenya, penderita diabetes mengalami kelebihan glukosa dalam darah. Jika tak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan organ. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:

  • Penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke.
  • Kerusakan syaraf. Kadar gula darah berlebih merusak dinding pembuluh darah halus yang ‘memberi makan’ ujung-ujung syaraf, terutama di kaki. Rusaknya syaraf ditandai kesemutan, kebas, atau panas pada ujung jari-jari kaki. Kerusakan pada organ pencernaan bisa menimbulkan mual, diare, atau konstipasi.
  • Gangguan ginjal karena rusaknya sistem penyaring racun pada ginjal.
  • Kerusakan mata akibat rusaknya pembuluh darah retina, yang bisa berakibat kebutaan. Diabetes juga bisa meningkatkan risiko terkena katarak dan glukoma.

Gejala diabetes: Sering buang air kecil, haus dan lapar berlebihan, kelelahan dan mudah mengantuk, pandangan kabur, luka atau memar yang lama sembuh, kebas atau kesemutan di ujung jari kaki. 

Hanya orang gemuk yang kena diabetes? 
Tidak juga. Kegemukan dan obesitas merupakan salah satu faktor risiko diabetes. Namun ada juga faktor lain yang cukup berpengaruh seperti usia di atas 45 tahun, riwayat diabetes dalam keluarga, jarang berolahraga, hipertensi, dan hiperkolesterol. Semua hal tersebut bisa dialami oleh mereka yang berat badannya normal. Jadi meski tidak kegemukan bisa saja Anda berisiko tinggi menderita diabetes jika punya faktor-faktor risiko tersebut.